07 Februari 2020

Agenda Ekonomi Syariah dan AM IMF-WB 2018

Dimuat di Kanigoro.com 29 Agustus 2018

Annual Meeting International Monetary Fund-World Bank (AM IMF-WB) akan digelar di Nusa Dua Bali tanggal 8 s.d 14 Oktober 2018. Pertemuan tahunan ini diselenggarakan oleh Dewan Gubernur IMF-WB untuk mendiskusikan perkembangan ekonomi dan keuangan global, isu pembangunan terkini, serta isu global lainnya. Pertemuan tahunan ini rutin diselenggarakan di Washington DC untuk dua tahun berturut-turut dan di tahun ketiga digelar di negara anggota yang berbeda. Indonesia adalah negara keempat ASEAN yang menjadi tuan rumah setelah Filipina (1976), Thailand (1991) dan Singapura (2006) dengan menyingkirkan dua shorlisted candidate lain, yaitu Mesir dan Senegal.
Terlepas dari penunjukkan tuan rumah, Indonesia akan menyampaikan beberapa inisiatif untuk dibahas dalam AM IMF-WB. Sebagaimana penjelasan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo pada tanggal 3 Agustus 2018, ada beberapa hal inisiatif Indonesia yang akan dibahas dalam AM IMF-WB. Inisiatif tersebut diantaranya (1) bidang ekonomi dan keuangan digital yang dinamai Bali Fintech Agenda yang akan membahas pengembangan ekonomi digital (2) pembiayaan infrastruktur seperti blended finance dengan pembiayaan swasta dan berusaha beberapa infrastruktur bisa ditandatangani, dan (3) pembahasan lain-lain yang terkait dengan ekonomi keuangan syariah serta women empowerment.
Salah satu inisiatif yang menarik menurut penulis adalah pembahasan lain-lain yang terkait dengan ekonomi keuangan syariah. Menurut penulis, isu ini menjadi isu strategis Indonesia dalam mengembangkan dan mempromosikan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia yang cukup pesat perkembangannya dalam dua dasa warsa terakhir dan AM IMF-WB bisa menjadi salah satu momentum untuk go international dengan memanfaatkan kehadiran seluruh pelaku utama sektor keuangan dunia seperti delegasi pemerintah, investor, pelaku sektor keuangan, pimpinan/ staf IMF-WBG, CSO/NGO, akademisi, jurnalis, media, pengamat dll.

Prospek Ekonomi Keuangan Syariah
Agar ekonomi keuangan syariah berkembang pesat, setidaknya Indonesia mempunyai 3 modal penting yakni populasi muslim yang besar, komitmen pemerintah dalam penyiapan regulasi dan kelembagaan yang mendorong perkembangan ekonomi keuangan syariah.
Menurut Pew Research Center tahun 2014, sebuah lembaga riset global, Islam memiliki 1,8 miliar penganut atau 24% populasi dunia dari sekitar 7,2 miliar penduduk dunia. Dalam dekade mendatang, populasi dunia diperkirakan tumbuh 32% dan penganut Islam diperkirakan meningkat 70%, dari 1,8 miliar di 2015 menjadi mendekati 3 miliar di 2060. Proporsinya menjadi 31,1% dari penduduk dunia. Indonesia memang menempati urutan teratas sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia semestinya dapat menjadi main player dalam pengembangan ekonomi keuangan syariah global meskipun harus disadari bahwa sejauh ini dari berbagai indikator, Indonesia belum menjadi key player ekonomi keuangan syariah.
Berdasarkan data Global Islamic Economic Indicator (GIEI) 2017/18, Indonesia berada di posisi 11 dari 73 negara. Indikator GIEI merupakan komposit indeks tertimbang yang dimaksudkan untuk menunjukkan kondisi saat ini di setiap pilar ekonomi Islam  dan bagian dari State of the Global Islamic Economy Report 2017/18 yang diterbitkan oleh Thomson Paper. Indikator yang ada menunjukkan bahwa untuk industry Islamic finance, Indonesia berada di posisi ke-10 sedangkan Malaysia berada di peringkat kesatu. Untuk halal travel, Indonesia berada di peringkat ke-4 dan untuk halal pharmaceuticals & cosmetics, Indonesia berada di peringkat ke-8. Namun, untuk industry halal food, modest fashion, serta halal media and recreation, Indonesia belum masuk dalam sepuluh besar negara dengan ekosistem ekonomi Islam terbaik. Ini merupakan potensi sekaligus tantangan untuk mengembangkan ekonomi keuangan syariah Indonesia bahwa banyak peluang yang bisa dimanfaatkan dengan optimal untuk mengisi ceruk pasar syariah setidaknya dari beberapa indikator GIEI tersebut.
Modal lainnya adalah komitmen pemerintah dalam penyiapan regulasi dan kebijakan yang mendukung perkembangan ekonomi keuangan syariah. Perkembangan ekonomi keuangan syariah 20 tahun belakangan cukup menggembirakan dengan kesigapan pemerintah dalam menyiapkan sejumlah regulasi dan lembaga syariah. Perkembangan ekonomi syariah ditandai dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia tahun 1991 yang beroperasi tahun 1992 meskipun dukungan peraturan perundangan belum memadai. Seiring berjalannya waktu, sistem perbankan syariah mengikuti ketentuan UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang kemudian direvisi dengan UU 10 Tahun 1998 dan dilengkapi oleh UU 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.
Dalam perkembangan selanjutnya, praktik ekonomi syariah meluas kepada kegiatan ekonomi syariah lainnya, seperti pembiayaan dan lembaga keuangan non bank lainnya seperti BMT, asuransi syariah, pegadaian syariah, reksa dana syariah dan obligasi syariah, dan lain-lain. Regulasi pemerintah lainnya yakni UU 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). SBSN atau Sukuk Negara merupakan salah satu instrumen pembiayaan APBN yang fungsi utamanya adalah membiayai defisit APBN termasuk untuk pembiayaan proyek infrastruktur pemerintah di antaranya dengan seri PBS (Project Based Sukuk). Komitmen pemerintah dalam penyiapan regulasi syariah juga diwujudkan dalam UU 23 Tahun 2011 tentang Zakat dan UU 41 Tahun 2004 tentang Wakaf sehingga menumbuhsuburkan perkembangan ekonomi keuangan syariah dengan lebih komprehensif.
Untuk akselerasi dan koordinasi lintas kementerian/otoritas dalam rangka mewujudkan ekonomi keuangan syariah yang bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia disiapkan kelembagaan berupa badan khusus/komite nasional. Berkaitan dengan hal tersebut, Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) yang diketuai langsung Presiden RI dibentuk dengan Perpres 91 Tahun 2016 tentang Komite Nasional Keuangan Syariah sebagai wujud komitmen serius pemerintah dalam mengembangkan ekonomi keuangan syariah Indonesia dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan terkait. KNKS tentu perlu menjalin komunikasi secara intens dengan lembaga ekonomi keuangan syariah yang sudah banyak ada sebelumnya seperti misalnya Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) yang meyakini sosialisasi sistem ekonomi syariah berhasil jika dilakukan dengan cara yang terstruktur dan berkelanjutan. Regulasi dan kelembagaan yang dibuat selama ini menunjukkan political will dan komitmen pemerintah yang kuat dan konsisten untuk mengembangkan ekonomi keuangan syariah Indonesia.
Ekonomi keuangan syariah merupakan salah satu pilar penopang sistem perekonomian nasional. Karena itu, ekonomi keuangan syariah harus bisa menggerakkan ekonomi lokal dan regional bahkan global dengan segenap potensinya yang tidak saja berdasarkan kaidah ekonomi bebas riba, tapi harus bisa menyelesaikan segenap tantangan persoalan dan permasalahan di segenap lapisan masyarakat termasuk salah satunya kemiskinan dan kesenjangan distribusi pendapatan masyarakat di era globalisasi sekarang ini.

Komitmen dan Optimisme
Globalisasi ekonomi yang semakin mengakibatkan interdependensi antar negara menyebabkan banyak negara untuk mengkaji ulang kebijakannya agar mampu memajukan kehidupan ekonomi masyarakatnya. Dampak globalisasi secara ekonomi akan mengakibatkan terjadinya tekanan perdagangan yang semakin kompetitif, multinasionalisasi produksi, integrasi pasar ekonomi keuangan dan masuknya investasi modal global. Institusi yang menangani tantangan ekonomi dan pembangunan global yang ada termasuk pengentasan kemiskinan adalah IMF-WB.
AM IMF-WB yang akan dihadiri delegasi 189 negara anggota bisa dikatakan sebagai salah satu etalase sekaligus media promosi untuk menjajakan berbagai potensi ekonomi, teknologi, budaya, wisata dan lainnya bagi para investor dunia. Sekaligus untuk menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di mana ekonomi keuangan syariah Indonesia sebagai salah satu penopang perekonomian Indonesia berkembang pesat dalam dua dasawarsa terakhir. Dengan membawa salah satu agenda yakni ekonomi keuangan syariah ke AM IMF-WB, setidaknya menunjukkan gestur politik keberpihakan pemerintah bagi pengembangan ekonomi keuangan syariah Indonesia ke kancah ekonomi dunia.
Ada peluang dan tantangan sekaligus yang perlu dibarengi dengan komitmen untuk memperbaiki kondisi Indonesia secara berkesinambungan dan bersinergi dengan segenap stakeholders sehingga bukan hanya pasar bagi ekonomi keuangan syariah tetapi juga akan menjadi salah satu main player dengan modal besar yang dimilikinya ke dalam industri ekonomi keuangan syariah dunia. Semoga.

Serunya Arung Jeram di Situ Cileunca

https://travel.detik.com/dtravelers_stories/u-4736222/serunya-arung-jeram-di-situ-cileunca
Dimuat 29 Oktober 2019

Situ Cileunca di kawasan Bandung Selatan punya wisata arung jeram yang memacu adrenalin. Kamu berani coba?

Sejarah rafting bermula ketika Mayor John Wesley Powell seorang tentara USA tahun 1869 menyusuri sungai Colorado dengan perahu kayu susun yang melintasi gugusan tebing raksasa Grand Canyon.

Dalam perkembangannya, aktivitas rafting menyusuri sungai dengan mengadaptasi penggunaan perahu bermaterial khusus kemudian menjadi salah satu jenis olah raga high risk yang populer termasuk di Indonesia yang kita kenal dengan Arung Jeram.

Arung Jeram menjadi olahraga petualangan sekaligus wisata dan rekreasi keluarga yang menantang dan berisiko sekaligus membutuhkan stamina yang prima dan kehati-hatian yang tinggi.

Hal inilah yang ditawarkan oleh beberapa pengelola rafting di Situ Cileunca, Pangalengan Bandung Selatan yang jeli melihat animo masyarakat yang besar dan terutama didukung oleh eksotisme sungai Palayangan yang sumber airnya berasal dari Situ Cileunca.

Sebagai salah satu tempat latihan atlet dayung nasional, situ Cileunca yang berada di kawasan Bandung Selatan relatif mudah dicari dan gampang didatangi.

Situ Cileunca berada di ketinggian 1550 M dpl dan dikelilingi oleh dua perkebunan teh Malabar yang dikelola PTPN VIII. Situ Cileunca sendiri merupakan danau buatan waktu jaman Belanda tahun 1926 yang sampai saat ini berfungsi sumber air tenaga listrik, cadangan air bersih kota Bandung dan tempat pariwisata.

Dengan dikelilingi dataran tinggi teh, udara yang sejuk dan panorama alam yang menarik. Situ Cileunca menjadi salah satu daya tarik tersendiri di samping obyek wisata lainnya di Bandung Selatan seperti Situ Patenggang, Kawah Putih atau Ranca Upas. Sumber air yang menggenangi 180 hektar Situ Cileunca berasal dari Situ Panunjang yang ukurannya lebih besar dari Situ Cileunca dan pembuangan air dari situ dialirkan melalui sungai Palayangan.

Debit air sungai Palayangan yang bisa diatur sehingga deras arus air relatif stabil dan kontur bebatuan yang menawan menjadi penguji plus andrenalin pengunjung dalam berarung jeram di sungai Palayangan meskipun dalam musim kemarau sekalipun.

Pengunjung tidak perlu khawatir benar jika tidak biasa berarung jeram. Sebelum memulai arung jeram, pengunjung akan mendapat tutorial singkat seputar keamanan dan instruksi yang harus dipatuhi agar petualangan berjalan lancar sembari ditentukan proporsi yang pas dalam satu perahu arung jeram oleh pemandu.

Umumnya satu perahu berisi empat atau lima orang dengan satu pemandu. Setelah itu, petualangan pengunjung dimulai dengan belajar mendayung di Situ Cileunca menuju ke titik awal petualangan arung jeram (put in) di sungai Palayangan.

Ternyata pengunjung harus turun dari perahu dan naik tangga terlebih dahulu kemudian menyeberangi jalan yang di atasnya menuju sungai Palayangan sebagai titik awal arung jeram karena antara sungai Palayangan dan Situ Cileunca dipisahkan oleh jalan raya.

Arus sungai Palayangan yang jernih namun deras dan aksi pemandu yang menurunkan perahu arung jeramnya dari bantaran sungai ke aliran sungai.

Menjadi salah satu atraksi tontonan yang cukup menarik dan memicu andrenalin kita melonjak lebih kencang sebelum kegiatan petualangan arung jeram sebenarnya dimulai. Setelah semua peserta berkumpul, pemandu akan mengarahkan formasi dalam satu perahu arung jeram yang tidak berbeda dengan yang ada di Situ Cileunca.

Ini menjadi satu hal yang krusial karena keseimbangan dan daya gerak laju perahu arung jeram akan sangat tergantung pada formasi itu.

Petualangan arung jeram membelah hutan pinus di area pegunungan Malabar itu dimulai dari jeram kecil hingga sampai ke garis finish kira-kira menempuh waktu 1,5 jam.

Sepanjang pengarungan, pengunjung akan merasakan excited-nya mengarungi tiga jenis jeram yang cukup menguji ardenalin di antaranya jeram blender, jeram domba dan jeram sexy.

Belum alur sungai yang berkelok-kelok dan kontur batu yang tersebar tetapi tidak cukup lebar penampang sungainya membuat petualangan arung jeram di sini cukup menantang.

Kadang kala perahu sama sekali tidak bergerak karena terjepit oleh bebatuan yang besar-besar di dasar sungai. Untuk itu, kelihaian pemandu dan instruksi yang harus ditaati serta kerjasama pengunjung sangat membantu laju perahu arung jeram sampai dengan titik akhir petualangan arung jeram di hutan pinus Rahong. Tradisi tawuran perang air antar pengunjung menambah serunya petualangan arung jeram di sungai Palayangan, Situ Cileunca.

Beginilah Jejak Peradaban Kuno di Lampung

https://travel.detik.com/dtravelers_stories/u-4090308/beginilah-jejak-peradaban-kuno-di-lampung
Dimuat 12 September 2018

Lampung punya pantai cantik di sepanjang pesisir Lampung. Selain itu ada situs megalitik Batu Bedil di Tanggamus yang bisa menjadi alternatif karena memiliki jejak sejarah penduduknya ratusan tahun lalu.
Jejak peradaban masa lampau terasa lekat dengan banyaknya peninggalan baik batu megalitk baik besar maupun kecil tersebar di sekitar situs megalitik Batu Bedil. Tujuan kita berwisata selain untuk refreshing juga bisa untuk menambah pengetahuan atau kebudayaan baru dari setiap tempat yang kita kunjungi.
Situs Megalitik itu sendiri sebenarnya tersebar pada tiga lokasi yang terpisah di antara Desa Gunung Meraksa dan Desa Batu Bedil Hilir, Pulau Panggung, Tanggamus meskipun dengan jarak yang tidak terlalu berjauhan. Pada situs Batu Bedil di Desa Gunung Meraksa terdapat sebuah menhir berukuran besar dan tinggi yang memiliki ukuran lebar 109 cm dan tinggi 220 cm. Ditemukan juga batu-batu tegak, lumpang batu, altar batu atau dolmen, dan batu bergores.
Masyarakat setempat menamakan komplek tersebut sebagai Batu Bedil mengingat dahulunya sering terdengar bunyi letusan seperti senapan (bedil). Tidak jauh dari komplek megalitik Batu Bedil, 100 meter di sebelah barat, terdapat sebuah kompleks Prasasti Batu Bedil. Prasasti dituliskan pada sebongkah batu berukuran tinggi 157 cm dan lebar 72 cm.
Prasasti terdiri 10 baris dengan tinggi huruf sekitar 5 cm. Kondisi huruf sudah aus (tak terlihat) namun beberapa bagian masih terbaca. Pada baris pertama terbaca Namo Bhagawate dan pada baris kesepuluh terbaca permulaan dan penutup dugaan mantra. Bahasa yang digunakan adalah Sansekerta. Prasasti ini tidak berangka tahun. Berdasarkan paleografisnya, prasasti Batu Bedil berasal dari akhir abad ke-9 atau awal abad ke-10 (Soekmono, 1985).
Selain temuan prasasti, pada kompleks Prasasti Batu Bedil juga terdapat beberapa batu-batu tegak dan batu altar. Sedangkan pada Desa Batu Bedil Hilir yang berjarak 2 km ke arah barat dari lokasi komplek megalitik dan prasasti Batu bedil, terdapat lokasi situs yang oleh masyarakat sekitar dinamakan dengan situs Batu Gajah. Pada situs ini terdapat dua buah arca batu yang berbentuk seperti gajah dan kerbau.
Selain kedua arca tersebut, pada lahan situs ini juga terdapat 13 buah batu tegak. Arca Batu Gajah merupakan sebuah batu monolit yang berukuran tinggi 94 cm, lebar 201 cm dan tebal 164 cm, arca Batu Gajah ini berbahan tufa. Sedangkan arca Batu Kerbau berada di sebelah barat Batu Gajah. Batu Kerbau berukuran tinggi 100 cm, lebar 140 cm, dan tebal 135 cm, arca Batu Kerbau ini juga berbahan tufa.
Meskipun situs megalitik Batu Bedil tersebar pada tiga lokasi, namun sebenarnya masih banyak peninggalan lainnya yang masih berada dalam lahan perkebunan penduduk sekitar yang memang perlu dilakukan riset yang mendalam serta dana yang tidak sedikit untuk mengekplorasinya suatu hari kelak nanti. Dengan berseraknya peninggalan-peninggalan purbakala di sekitar situs megalitik Batu Bedil, bisa jadi sebenarnya jejak peradaban Lampung ratusan tahun lalu nyata ada di situ meskipun masih menjadi misteri.
Bagi Anda yang ingin mengunjungi situs megalitik Batu Bedil, lokasinya tidak lah susah untuk dikunjungi baik dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat yang bisa ditempuh dalam waktu kurang lebih dua jam dari Kota Bandar Lampung.
Jika memasuki wilayah Kecamatan Pulau Panggung, Tanggamus dan mendekati lokasi situs, kepenatan kita seolah terbayarkan lunas di mana jalan aspalnya yang relatif mulus dengan dikelilingi pemandangan perkebunan kopi dan rumah penduduk di kanan dan kiri jalan melalui lereng-lereng yang curam dengan keindahan alam yang menakjubkan. Sampai di lokasi situs megalitik, kita bisa melihat hasil budaya para penduduk Lampung tempo dulu yang adi luhung dan tidak di semua tempat bisa ditemukan kebudayaan megalitik meskipun harus diakui fasilitas wisata yang masih minim dan perlu dilengkapi.
Perhatian pemerintah pusat dan juga daerah terhadap situs megalitik Batu Bedil merupakan langkah konkrit untuk menyelamatkan, melindungi dan memelihara benda-benda peninggalan purbakala. Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Serang selaku unit pemangku kepentingan cagar budaya di lingkup Kemendikbud telah memperluas lahan situs Batu Bedil dengan membebaskan lahan di sekitar lokasi situs yang akan dibangun sarana prasarana penunjang lokasi wisata dan penelitian sejarah purbakala sehingga situs megalitik Batu Bedil Tanggamus, Lampung pada saatnya dapat menjadi salah satu alternatif tujuan wisata yang lengkap dan sekaligus tempat riset jejak peradaban penduduk Lampung tempo dulu

Tebing Titanic, Spot Foto Kekinian di Kebumen

https://travel.detik.com/dtravelers_stories/u-4025195/tebing-titanic-spot-foto-kekinian-di-kebumen 
Dimuat 5 Juni 2018

Pantai Watu Bale merupakan salah satu pesona wisata yang sedang menggeliat di pantai selatan Pulau Jawa tepatnya di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Bagian selatan wilayah barat Kebumen yang berupa pegunungan namun langsung berbatasan dengan pantai selatan Jawa menghasilkan perpaduan panorama yang eksotis di laut lepas Samudera India.

Pantai Watu Bale merupakan salah satu wisata yang melengkapi wisata pantai yang ada di sisi selatan sampai dengan barat Kabupaten Kebumen selain Bocor, Petanahan, Suwuk, Karang Bolong, Logending dan Ayah yang sudah terkenal sebelumnya.

Kontur Pantai Watu Bale yang landai serta diapit oleh perbukitan Panduruan yang memiliki tebing tinggi dan curam dan Pantai Lampon di kejauhan. Jika kita berada di atas bukit Panduruan, kita akan terpesona dengan pemandangan yang indah sejauh mata memandang ke Samudera India.

Deburan keras gelombang khas selatan Pulau Jawa, seolah menepikan kita dari bising dan kerasnya rutinitas kita sehari-hari. Ada beberapa spot yang menarik untuk swafoto seperti di tebing Titanic di mana di atasnya terdapat dek perahu buatan.

Pada sisi yang lain, terdapat jembatan segitiga, di mana jika angle yang diambil tepat akan menghasilkan foto yang ciamik. Ada juga Rumah Pohon dengan lautan bebas dengan karang di kiri kanan.

Nah, bagi yang baru membayangkan ke Eiffel di Prancis sana, replika Menara Eiffel juga ada di atas bukit Panduruan yang cukup menggoda untuk sekadar melihat lautan lepas dari ketinggian atau berswafoto.

Bagi Anda yang kepengin melancong ke sana, kira-kira dibutuhkan waktu lebih dari 1,5 jam perjalanan dari kota Kebumen dengan menggunakan kendaraan pribadi, atau sekitar 45 menit dari Gombong menuju Pantai Karang Bolong mengikuti plang penunjuk ke Pantai Desa Pasir di mana nanti ada petunjuk menuju Pantai Watu Bale.

Meskipun panorama Pantai Watu Bale sangat menjanjikan, namun infrastruktur ke Pantai Watu Bale perlu dibenahi lagi ke depannya jika potensi wisatanya mau digarap lebih serius, agar memudahkan wisatawan mengunjungi pantai terutama saat peak season seperti libur Lebaran.

Dampaknya tentu akan kembali lagi ke masyarakat sekitar Pantai Watu Bale yaitu peningkatan kesejahteraan dengan memanfaatkan potensi wisata yang ada di sekitarnya. Jadi bagi Anda yang akan mudik Lebaran atau menghindari macet di jalur utama selatan Jawa, tidak ada salahnya menikmati indahnya panorama Pantai Watu Bale.

Apalagi jalan ke arah Pantai Watu Bale dilewati jalan alternatif Daendels yang mulus di pantai selatan Jawa Tengah yang menghubungkan wilayah Yogyakarta dan Cilacap, sehingga memberikan nilai lebih dalam perjalanan Anda. Mudik dan wisata sekaligus!

03 Mei 2018

Dilema Pendanaan Pilkada

Dimuat detikNews,  9 April 2018



Jakarta - Indonesia merupakan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, setelah AS dan India. Pelaksanaan pemilu (dan pilkada) yang berhasil diselenggarakan pascareformasi membuktikan Indonesia cukup matang dalam berdemokrasi. Pilkada langsung mencerminkan pelaksanaan demokrasi di daerah dalam memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah yang merepresentasikan pilihan rakyat di daerah itu sendiri.

Setidaknya ada delapan tahapan penting pilkada. Mulai dari (1) pembentukan panitia, (2) pendaftaran calon, (3) penyaringan tahap I, (4) penyaringan tahap II, (5) penetapan pasangan calon, (6) pengiriman berkas pemilihan, (7) pengesahan, hingga (8) pelantikan. Pilkada dikatakan berhasil, jika delapan tahapan tersebut dapat dijalankan dengan baik, tanpa halangan yang berarti seperti terjaminnya keamanan, partisipasi pemilih, dan terpenuhinya logistik pilkada.

Pengalaman selama ini membuktikan bahwa penyelenggaraan pilkada di Indonesia cukup sukses dalam berdemokrasi, meskipun tidak menafikan adanya berbagai kekurangan yang memerlukan perbaikan di segala lini termasuk salah satunya terkait pendanaan. Pendanaan pilkada merupakan salah satu faktor kunci suksesnya pilkada yang harus dipenuhi meskipun kebutuhan dananya tidak sedikit.

Hibah APBD

Kemendagri menyebutkan pilkada serentak akan digelar pada 27 Juni 2018 di 171 daerah pemilihan. Sebanyak 17 provinsi bakal menggelar pemilihan gubernur, 39 kota memilih wali kota, dan 115 kabupaten memilih bupati. Total anggaran yang dibutuhkan untuk persiapan dan penyelenggaraan pesta demokrasi tersebut, mencapai Rp 15,16 triliun. Sebagai perbandingan, pada Pilkada serentak tahun 2015 anggaran yang dibutuhkan hanya Rp 7,09 triliun untuk 269 daerah pemilihan. Sedangkan Pilkada di 101 daerah pada tahun 2017, menelan biaya hingga Rp 5,95 triliun.

Biaya penyelenggaraan pilkada dibebankan pada APBD Pemda masing-masing. Hal ini sesuai dengan UU Nomor 10/2016 tentang Perubahan Kedua atas UU No 1/2015 mengenai Penetapan Perppu No 1/2014 yang mengatur tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota. Pada pasal 166 ayat (1) UU tersebut diatur bahwa pendanaan kegiatan Pemilihan Kepala Daerah dibebankan kepada APBD dan dapat didukung melalui APBN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pelaksanaan teknisnya, diatur melalui Permendagri Nomor 44 Tahun 2015 jo 51/2015 tentang Pengelolaan Dana Kegiatan Pemilihan Gubernur/Bupati/Walikota dan Wakilnya mengenai Pendanaan Kegiatan Pilkada, yang dibebankan pada APBD Provinsi/Kabupaten/Kota terkait.

Terkait dengan pelaksanaan Pilkada 2018, Mendagri melalui surat edarannya No. SE-273/2844/SJ tanggal 19 Juni 2017 menyatakan bahwa Pilkada 2018 merupakan program strategis nasional yang harus dilaksanakan. Di dalam surat edaran tersebut, diatur bahwa pendanaannya dibebankan pada APBD dalam jumlah yang cukup, sesuai kebutuhan setiap tahapan pilkada.

Untuk Pilkada serentak 2018, pendanaannya harus sudah dialokasikan dalam APBD 2017, baik seluruhnya atau sebagian, serta dianggarkan dalam bentuk hibah APBD. Di satu sisi, kewajiban menyelenggarakan Pilkada hingga berhasil merupakan amanat konstitusi. Pada sisi yang lain, besarnya pendanaan Pilkada menjadi dilema tersendiri bagi Pemda.

Dilema sumber pendanaan pilkada dapat dilihat dari APBN maupun APBD. Pada sisi APBD, hibah Pemda untuk penyelenggaraan pilkada merupakan belanja hibah Pemda. Pada sisi APBN, hibah yang diterima KPU/Bawaslu Provinsi/Panwas merupakan pendapatan hibah dalam pertanggungjawaban APBN. Dari sudut pandang penganggaran, output KPU/Bawaslu Provinsi/Panwas tercapai dengan adanya pendapatan hibah untuk operasional penyelenggaraan pilkada. Akan tetapi, dari sisi Pemda, terdapat output yang perlu dilakukan revisi mengingat kebutuhan anggaran untuk penyelenggaraan Pilkada.

Bagaimana jika pendanaan Pilkada dibebankan pada APBN? Hal ini memberikan ruang fiskal Pemda untuk memastikan pelayanan publik optimal sesuai yang diprogramkan. Namun, jika dibiayai sepenuhnya oleh APBN, maka kapasitas fiskal pemerintah pusat akan terpengaruh. Di samping untuk pengeluaran rutin pemerintah yang selama ini dianggarkan, mandatory spending APBN bertambah seperti untuk pendidikan, kesehatan dan program strategis maupun prioritas pemerintah pusat untuk pembangunan nasional seperti penguatan infrastruktur, pemerataan kesempatan kerja juga memerlukan perhatian serius atas penganggarannya.

Dana Transfer ke Daerah, Mungkinkah?

Meskipun UU Keuangan Negara memungkinkan pemda memberikan hibah kepada Pusat salah satunya terkait dengan pelaksanaan pilkada, namun praktiknya kadang terdapat kendala misalnya pengesahan APBD yang lambat oleh DPRD, atau kendala dalam proses pencairan belanja hibahnya yang lambat, atau bahkan tidak dicairkan dana hibahnya oleh pemda yang mengakibatkan pelaksanaan pilkada menyisakan sejumlah permasalahan. Untuk menghindarinya, apakah dimungkinkan jika pendanaan pilkada sekaligus dianggarkan dan diperhitungkan sebagai komponen perhitungan transfer ke daerah?

Sesuai esensi otonomi daerah, perimbangan keuangan pusat dan daerah berbentuk block grant dari APBN yang bebas digunakan daerah. Transfer ke daerah hakikatnya adalah "hibah" Pemerintah Pusat kepada daerah. Jika Pemda memberikan hibah untuk pilkada kepada KPU/Bawaslu Provinsi/Panwas seolah 'hibah' (bagian dari block grant) yang sudah diterima Pemda dikembalikan ke 'Pusat'. Setidaknya terlihat dalam konteks pertanggungjawaban.

Jika pendanaan pilkada diperhitungkan sebagai komponen perhitungan transfer ke daerah, paling tidak kelebihannya adalah; pertama, formula perhitungan kebutuhan anggaran pilkada yang lebih fair bagi pemerintah pusat dan daerah. Pusat dan daerah sama-sama mengetahui kebutuhan dan anggaran untuk pelaksanaan pilkada dari perencanaan awal.

Kedua, mekanisme pembiayaan dan pertanggungjawaban pilkada lebih terjamin. Proses perencanaan, penganggaran, pelaksanaan kegiatan, dan pertanggungjawaban dilaksanakan oleh satker terkait secara langsung.

Ketiga, pilkada yang lima tahunan dilakukan dengan penganggaran siklikal di mana capaian outcome dan output program dan kegiatan pendanaan pilkada lebih transparan dan akuntabel. Keempat, belanja hibah pilkada menjadi tentatif (tidak wajib), dan mengembalikan karakteristik "hibah" yang sifatnya tidak mengikat, tidak terus-menerus, dan tidak perlu dibayarkan kembali.

Taraf Kurniadi pemerhati keuangan publik, ASN pada Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan

Pasar Kaget Depok, Prospek dan Dilemanya


Dwww.depokpos.com,


Menurut UU Nomor 7 Tahun 2014, pasar adalah lembaga ekonomi tempat bertemunya pembeli dan pedagang, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk melakukan transaksi perdagangan. Sedangkan dalam Perpres 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, pasar disebutkan sebagai area tempat jual beli barang dengan jumlah pedagang lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya.
Berdasarkan publikasi dalam buku Statistik Daerah Kota Depok tahun 2017 menyebutkan bahwa di kota Depok sampai dengan tahun 2015 terdapat 13 buah pasar tradisional. Enam di antaranya dikelola langsung Pemda Depok, dan tujuh sisanya dikelola swasta. Selain tersebar pasar tradisional, di Depok juga terdapat 14 pasar modern. Pasar tradisional yang dikelola oleh pemerintah secara total ada 2.517 kios, 1.741 los, dan 1.063 kaki lima.
Di samping pasar tradisional dan modern, terdapat juga pasar lain yaitu “pasar kaget”. Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pasar kaget merupakan “pasar sesaat yg terjadi ketika terdapat sebuah keramaian atau perayaan”. Pasar kaget menjadi salah satu alternatif berbelanja bagi warga Depok di samping pasar modern dan pasar tradisional Depok. Tiap hari minggu, pasar kaget digelar pada beberapa tempat seperti di sekitar Jalan Juanda Pesona Khayangan, Jalan Merdeka hingga boulevard Grand Depok City (GDC).
Ramainya pasar kaget pada satu lokasi tertentu dipengaruhi berbagai faktor seperti lokasi yang strategis, keramaian yang ajeg, keragaman barang yang dijajakan, harga yang relatif terjangkau serta sistem tawar menawar antara pedagang dan pembeli. Oleh karena itu, prospek pasar kaget menarik untuk dicermati karena telah menjadi alternatif pembeli untuk berbelanja produk eceran dengan tidak menafikkan adanya sejumlah permasalahan pasar kaget seperti kebersihan, macet dan parkir di bahu jalan dan keluhan warga di sekitar pasar kaget yang perlu dibenahi bersama.

Prospek atau Dilema
Menurut laman resmi kota Depok, jumlah penduduk Depok per semester 2 tahun 2016 mencapai 1.803.708 jiwa, terdiri atas laki-laki 913.359 jiwa (50,63%) dan perempuan 890.349 jiwa (49,36%). Jumlah penduduk yang banyak di kota penyangga ibukota, penduduk Depok merupakan pangsa pasar yang bisa dibidik produsen dari mana saja. Penduduk Depok merupakan pangsa pasar potensial yang bisa menggerakkan roda perekonomian dalam berbagai bentuk pasar termasuk diantaranya pasar kaget.
Pasar kaget disadari atau tidak telah menjadikan pasar dengan segmentasi tersendiri. Pasar kaget menyajikan sejumlah dagangan berupa makanan tradisional sampai yang modern, masakan padang sampai fast food. Belum lagi sepatu, pakaian, mainan anak, play ground bahkan barang-barang elektronik sampai dengan mobil juga ada yang menawarkan. Dari yang ber-merk sampai yang KW. Semua ada di pasar kaget yang ditawarkan oleh ratusan penjual. Sementara di sisi lain, para pembeli merupakan masyarakat sekitar yang refreshing sambil berolah raga atau sekedar jalan-jalan dan menjadikan transaksi di pasar kaget tidak menjadi tujuan utamanya.
Lantas apa saja prospek yang dapat dihadirkan dari pasar kaget? Menurut penulis, setidaknya pasar kaget cukup bermanfaat bagi para pedagang dan pembeli di samping operator pengelola pasar kaget itu sendiri. Manfaat bagi pedagang adalah lapak yang terjangkau. Disamping itu, ratusan pedagang dapat menjual dagangannya face to face dengan pembeli yang memungkinkan pedagang mengetahui preferensi pembeli secara langsung. Bisa juga, pasar kaget menjadi media bagi bisnis startup untuk mengenalkan merk dagangnya. Selanjutnya manfaat bagi pembeli, pasar kaget mempermudah pembeli untuk berbelanja keperluannya sekaligus sebagai sarana refreshing setelah jenuh dengan aktivitas hariannya tanpa takut terkena macet. Bagi pengelola dan pemuda setempat, pasar kaget merupakan sarana untuk menambah penghasilan mereka yang bekerja sebagai keamanan, tukang parkir, kebersihan atau pemasang tenda atau bahkan sebagai pengelola pasar kaget itu sendiri. Terkadang pasar kaget juga jadi lahan subur dan merupakan alat pemasukan pendapatan bagi para pengelolanya. Entah itu ormas atau pengurus RT/RW. Oleh karena itu, pasar kaget selalu menjadi magnet daya tarik pedagang dan pembeli berinteraksi dengan cara yang sederhana, murah dan gampang.
Ramainya pasar kaget tidak selamanya menguntungkan warga di sekitar pasar kaget. Ada saja permasalahan yang tersisa dari pasar kaget. Sepanjang catatan, beberapa kejadian seperti keluhan warga sekitar pasar kaget di Jalan Merdeka, Depok Timur yang sering terkena macet karena terhalang dagangan yang sampai ke tengah jalan. Warga juga mengeluhkan pasar kaget yang menyalahi peruntukan kompleks dan sangat mengganggu warga yang semestinya bisa beristirahat di hari liburnya seperti halnya keluhan warga GDC dimana pasar kaget sudah menggunakan taman pembatas jalan untuk berjualan. Sisa sampah pasar kaget yang menumpuk kadang masih tersisa meskipun pasar kaget sudah bubar di siang hari. Beberapa tahun yang lalu, juga rebutan lahan parkir sempat menjadi ramai di media sebagai salah satu permasalahan yang mewarnai adanya pasar kaget.
Utilitas Pasar Kaget
Dengan memperhatikan prospek dan dampak adanya pasar kaget, sudah saatnya Pemda Depok mengatur dan menata pasar kaget di Depok dengan lebih serius. Sebagai salah satu bentuk keseriusan Pemda untuk mengatur dan menata pasar kaget adalah dengan menyusun regulasi. Peraturan yang ada sekarang, Perda Kota Depok Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pembinaan dan Pengawasan Ketertiban Umum, lebih mengatur tentang bagaimana misalnya tertib usaha/berjualan. Bahwa setiap orang atau badan dilarang berjualan di jalan, trotoar, JPO, pinggir rel kereta dan bantaran sungai, di jalur hijau, taman kota, dan tempat umum lainnya kecuali diizinkan oleh pejabat yang berwenang. Belum mengatur bagaimana misalnya Pemda memperoleh advantage dan bisa meningkatkan pundi kas daerahnya dengan mengenakan retribusi ke pedagang di pasar kaget jika terdapat regulasi. Meskipun Pemda juga harus menyadari terdapat kewajiban Pemda untuk mengutilisasi pasar kaget laiknya pasar yang lain baik pedagang maupun pembeli maupun pemberdayaan warga sekitar.
Pada sisi yang lain, Pemda Depok melalui Dinas Koperasi Usaha Mikro bisa lebih jeli untuk memperluas dan menjaring potensi dan geliat ekonomi masyarakat Depok di pasar kaget sehingga semangat untuk mewujudkan salah satu misi Pemda Kota Depok yang mengembangkan ekonomi yang mandiri, kokoh dan berkeadilan berbasis ekonomi kreatif dapat diwujudkan dengan langkah yang konkrit. Pada gilirannya mampu mewujudkan visi Depok yang Unggul, Nyaman dan Religius.

Ditulis oleh: Taraf Kurniadi
Pemerhati Kebijakan dan Keuangan Publik. ASN pada DJPPR Kementerian Keuangan. Tinggal di Sukmajaya.
(Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja)

24 Maret 2017

HOAX

As you know, we receive a lot of news from media such as facebook, whatsapp and many more. Even mainstream media. Unfortunately now some of those information are actually a hoax. So, what is hoax? A hoax  is fake information or data that  can mislead people from the right information or data. But, could you believe that today, hoax can be interesting alternative business?  It is large business.  Especially in Indonesia. Hoax in Indonesia has been part of industry. For the more spread is more money. 

I am here to give , at least, there are two reason why hoax could be large interesting alternative business. They are large captive market and literacy influence.  First one, captive market is very large.  Captive market is market where the potential consumers face a severely limited number of competitive supplier. Their only choices are to purchase what is available or to make no purchase at all. Like you know, it is common in economy law when there is demand in other side there is supply. Highly demand meet highly supply until  equilibrium. So, when people need branding for any purposes that actually they do not have ability to reach outstanding or performance, they could do hoax. Sometimes they do it themselves but they often pay “hoaxer’. I mean, hoaxer is someone else who make hoax. What their purposes to do hoax? They need it for any reasons like politic competition, economy competition or others. But, the point is they do fake information or data to mislead people in order to make branding. That is the end of first section reason. 

Next I move to the second thing. The literacy influence. Based on World Literacy Foundation data on September 2015,   Indonesia have potential economy  loss about USD 10.7 nillion or Rp.144 trillion because of literacy. How came? People tend to lazy using their effective literacy competition but they want to obtain information instantly. So they do not pay more attention in detail like apllying a job, read recipies, correspondency, internet using and so on. Based on research, people who have low literacy competency tend to get limited better job and also limited bigger income. On the contrary  people who have better literacy competency tend to get more better job and also more bigger income. So what the connection between hoax and literacy influence? Hoaxer produce, provide and supply fake information or data to people who really need it instantly.  Then, it is very popular copy-paste method later without confirm information or data validity. 

Next I move to the last but not least, let me give you the concluding this presentation. There are two reason why hoax could be large interesting alternative business. They are large captive market and literacy influence.

29 Januari 2015

Nawaitu, Nawacita

Sembilan agenda prioritas pasangan Jkw-JK selaku capres-cawapres kala kampanye Pilpres tempo hari dinamakan Nawa Cita. Agenda yang fenomenal menyangkut 9 agenda prioritas untuk mewujudkan visi pasangan Jkw-JK yakni untuk “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Agenda yang digagas untuk menunjukkan prioritas jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, serta mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Adapun sembilan agenda prioritas “Nawa Cita” tersebut terdiri : Pertama, menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara. Kedua, membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. Ketiga, membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Keempat, menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya. Kelima, meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Keenam, meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional. Ketujuh, mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Kedelapan, melakukan revolusi karakter bangsa. Kesembilan, memperteguh kebinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Memanfaatkan momentum 100 hari pemerintahan Jokowi,  Nawa cita sebagai agenda prioritas yang digadang-gadang menjadi roadmap pemerintahan patut lah diingatkan kembali akan urgensi prioritas pemerintah tersebut. Agenda yang sesungguhnya dahsyat jika benar-benar direalisasikan untuk masyarakat yang merindukannya. Ada ketakutan dari sementara orang bahwa bisa jadi para bawahan Presiden tidak bisa (baca: belum maksimal) menerjemahkan agenda tersebut dalam tugas pokok dan fungsi di kementerian seperti kata Nasir Jamil (FPKS) saat dihubungi ROL, Selasa (27/1). Nasir menambahkan bahwa adapun cita-cita (Presiden) yang diimplementasikan melalui tugas, pokok dan fungsi (Tupoksi) di kementerian tampaknya belum semuanya berjalan lancar. Bahkan upaya kementerian untuk merealisasikan nawacita presiden juga menurutnya belum terlihat. Ia mencontohkan nawacita presiden yang salah satunya ingin menegakkan hukum lebih tegas dan bermartabat. Namun ketika tidak diterjemahkan dengan baik oleh lembaga-lembaga terkait justru menjadikan penegakan hukum terlihat lemah. Karut marut KPK-POLRI contoh riil dan update atas kekacauan yang terjadi dengan segala konsekuensinya.
Kini semuanya kembali kepada Jokowi selaku Presiden untuk memperbaiki niat dia memimpin 300 juta penduduk Indonesia ke arah yang lebih benar untuk mengimplementasikan nawa cita. Agenda besar dan prioritas pemerintahan Jokowi-JK. Mumpung masih 100 hari kerja, belum 1 tahun memimpin. Saatnya meluruskan nawaitu-niat dia sebagai pemimpin. Sebagai nahkoda besar bangsa ini. Sebagai orang yang dinanti-nantikan kebijakan yang pro rakyat dan jangan sampai tersandera kepentingan-kepentingan yang tidak jelas keberpihakannya. Sesungguhnya memimpin juga tidak sekedar blusukan dan memastikan ‘rakyat sebentar lagi juga selfie dengannya’ sebagaimana tag Jokowi adalah kita, yang selalu yakin rakyat mendukungnya. Karena rakyat mendukung Jokowi sebagai Presiden selama jelas keberpihakannya kepada rakyat. Bukan karena vested interest atas saham orang-orang yang telah menaikkan Jokowi sebagai Presiden. Tabik.

25 Juni 2014

Panggung Kecil itu

Maka anak-anak kecil itu memberanikan diri. Maju ke depan bersama-sama. Sepuluhan anak akan nyanyi bareng-bareng. Sementara para orang tuanya, seksama memperhatikan apa yang anak2 akan nyanyikan. Lalu seorang ibu mengarahkan anak-anak untuk segera mulai. Tu wa ga.......

Kubuka album biru 
Penuh debu dan usang
Ku pandangi semua gambar diri 
Kecil bersih belum ternoda
Pikirkupun melayang
Dahulu penuh kasih 
Teringat semua cerita orang 
Tentang riwayatku

Reff:Kata mereka diriku slalu dimanja
Kata mereka diriku slalu dtimang
Nada nada yang indah 
Slalu terurai darinya
Tangisan nakal dari bibirku 
Takkan jadi deritanya
Tangan halus dan suci
Tlah mengangkat diri ini 
Jiwa raga dan seluruh hidup 
Rela dia berikan
Back to reff
Oh bunda ada dan tiada dirimu 
Kan slalu ada di dalam hatiku

Lagu Bunda  mengalun indah sesuai iringan organ tunggal. Anak-anak dengan pedenya menggerakkan badannya mengikuti irama lagunya. Suara sayup-sayup diantara keberanian dan rasa malu anak-anak yang ditingkahi dengan iringan organ menjadikan orang yang melihatnya terkesima. Dan setelah itu masih beberapa lagu yang mereka nyanyikan. Acara sederhana dari silaturahmi Warga Pondok Kirana Lebaran tahun kemarin menjadi suatu nuansa lain dari sedikit kegiatan yang ada di komplek. Apakah mereka telah berlatih? Mungkin iya. Mungkin tidak. Yang jelas kebersamaan menjadi hal yang sesungguhnya gampang untuk dilakukan. Anak-anak telah membuktikan bahwa dengan sedikit 'tune' yang sama dan sedikit arahan, mereka bisa menjadi satu nada dalam irama.   Kebersamaan menjadi suatu hal yang sederhana. Simple.Tak bertele-tele. Very enjoyable.

Sesungguhnya yang ingin saya katakan adalah bahwa adalah sebenarnya tidak susah-susah benar  mengarahkan anak-anak. Sedikit tune, sedikit arahan dan the last but not least, kebersamaan akan tercipta dengan sendirinya.  Harmoni akan tercipta dengan sendirinya. Demikian juga halnya dengan kita yang katanya orang dewasa. Kepentingan yang sama, untuk kemudian menentukan arah tujuan yang senada akan memudahkan kita membangun sesuatu dalam bingkai kebersamaan tentunya.


Pondok Kirana Asri,  Agustus 2013

18 September 2013

Kisah anak kodok dan hujan

(Postingan temen di facebook)

Ada kegundahan tersendiri yang dirasakan seekor anak katak ketika langit tiba-tiba gelap. "Bu, apa kita akan binasa. Kenapa langit tiba-tiba gelap?" ucap anak katak sambil merangkul erat lengan induknya. Sang ibu menyambut rangkulan itu dengan belaian lembut.

"Anakku," ucap sang induk kemudian. "Itu bukan pertanda kebinasaan kita. Justru, itu tanda baik." jelas induk katak sambil terus membelai. Dan anak katak itu pun mulai tenang.

Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama. Tiba-tiba angin bertiup kencang. Daun dan tangkai kering yang berserakan mulai berterbangan. Pepohonan meliuk-liuk dipermainkan angin. Lagi-lagi, suatu pemandangan menakutkan buat si katak kecil. "Ibu, itu apa lagi? Apa itu yang kita tunggu-tunggu? " tanya si anak katak sambil bersembunyi di balik tubuh induknya.

"Anakku. Itu cuma angin," ucap sang induk tak terpengaruh keadaan. "Itu juga pertanda kalau yang kita tunggu pasti datang!" tambahnya begitu menenangkan. Dan anak katak itu pun mulai tenang. Ia mulai menikmati tiupan angin kencang yang tampak menakutkan.

"Blarrr!!!" suara petir menyambar-nyambar. Kilatan cahaya putih pun kian menjadikan suasana begitu menakutkan. Kali ini, si anak katak tak lagi bisa bilang apa-apa. Ia bukan saja merangkul dan sembunyi di balik tubuh induknya. Tapi juga gemetar. "Buuu, aku sangat takut. Takut sekali!" ucapnya sambil terus memejamkan mata.

"Sabar, anakku!" ucapnya sambil terus membelai. "Itu cuma petir. Itu tanda ketiga kalau yang kita tunggu tak lama lagi datang! Keluarlah. Pandangi tanda-tanda yang tampak menakutkan itu. Bersyukurlah, karena hujan tak lama lagi datang," ungkap sang induk katak begitu tenang.

Anak katak itu mulai keluar dari balik tubuh induknya. Ia mencoba mendongak, memandangi langit yang hitam, angin yang meliuk-liukkan dahan, dan sambaran petir yang begitu menyilaukan. Tiba-tiba, ia berteriak kencang, "Ibu, hujan datang. Hujan datang! Horeeee!"

Moral story nya adalah...
Anugerah hidup kadang tampil melalui rute yang tidak diinginkan. Ia tidak datang diiringi dengan tiupan seruling merdu. Tidak diantar oleh dayang-dayang nan rupawan. Tidak disegarkan dengan wewangian harum.

Saat itulah, tidak sedikit manusia yang akhirnya dipermainkan keadaan. Persis seperti anak katak yang takut cuma karena langit hitam, angin yang bertiup kencang, dan kilatan petir yang menyilaukan. Padahal, itulah sebenarnya tanda-tanda hujan.

Benar apa yang diucapkan induk katak: Jangan takut melangkah, jangan sembunyi dari kenyataan, sabar dan hadapi. Karena hujan yang ditunggu, jika ALLAH berkehendak pasti akan datang, bersama kesukaran ada kemudahan. Sekali lagi, bersama kesukaran ada kemudahan.

Semoga bermanfaat

06 September 2013

When Arab spring has gone

Tidak menjadi penting lagi sebuah alasan ketika sebuah keputusan untuk berperang sudah dilakukan
Tak perduli kebohongan atau kebenaran yang harus ditegakkan
Atau juga keserakahan atau ketamakan yang membuncah 
Pokoknya hantam musuh dan lenyapkan para serdadu dan pendukungnya.
Mesin-mesin dan alat perang mengejawantahkannya menjadi suatu kubangan darah
Teriakan, rintihan lara atau bahkan jerit kematian  laksana  iringan musik menyayat di tengah deru mesin perang dan desingan peluru
Lalu, tentara tak lebih seperti robot tak bernurani
Tarik pelatuk senapan laksana tangan pianis yang menari menekan tuts hitam putih piano
 Lembut namun mematikan

Maka kematian ego lawannya menjadi paling penting
Menjadi satu kebanggaan bagi yang menang
Kau kalahkan dia dengan menyiksa berjuta kematian
Sementara berjuta lainnya terlunta-lunta di negeri pengasingan
Sengsara dalam nestapa
Tidak selesai dalam detik namun ribuan luka akan menganga untuk waktu yang lama

Hari ini kusaksikan rona merah cakrawala
Seperti merah darah yang temaram terhampar jelas

Agenda Ekonomi Syariah dan AM IMF-WB 2018

Dimuat di Kanigoro.com 29 Agustus 2018 Annual Meeting International Monetary Fund-World Bank (AM IMF-WB) akan digelar di Nusa Dua Bali t...