07 Februari 2020

Beginilah Jejak Peradaban Kuno di Lampung

https://travel.detik.com/dtravelers_stories/u-4090308/beginilah-jejak-peradaban-kuno-di-lampung
Dimuat 12 September 2018

Lampung punya pantai cantik di sepanjang pesisir Lampung. Selain itu ada situs megalitik Batu Bedil di Tanggamus yang bisa menjadi alternatif karena memiliki jejak sejarah penduduknya ratusan tahun lalu.
Jejak peradaban masa lampau terasa lekat dengan banyaknya peninggalan baik batu megalitk baik besar maupun kecil tersebar di sekitar situs megalitik Batu Bedil. Tujuan kita berwisata selain untuk refreshing juga bisa untuk menambah pengetahuan atau kebudayaan baru dari setiap tempat yang kita kunjungi.
Situs Megalitik itu sendiri sebenarnya tersebar pada tiga lokasi yang terpisah di antara Desa Gunung Meraksa dan Desa Batu Bedil Hilir, Pulau Panggung, Tanggamus meskipun dengan jarak yang tidak terlalu berjauhan. Pada situs Batu Bedil di Desa Gunung Meraksa terdapat sebuah menhir berukuran besar dan tinggi yang memiliki ukuran lebar 109 cm dan tinggi 220 cm. Ditemukan juga batu-batu tegak, lumpang batu, altar batu atau dolmen, dan batu bergores.
Masyarakat setempat menamakan komplek tersebut sebagai Batu Bedil mengingat dahulunya sering terdengar bunyi letusan seperti senapan (bedil). Tidak jauh dari komplek megalitik Batu Bedil, 100 meter di sebelah barat, terdapat sebuah kompleks Prasasti Batu Bedil. Prasasti dituliskan pada sebongkah batu berukuran tinggi 157 cm dan lebar 72 cm.
Prasasti terdiri 10 baris dengan tinggi huruf sekitar 5 cm. Kondisi huruf sudah aus (tak terlihat) namun beberapa bagian masih terbaca. Pada baris pertama terbaca Namo Bhagawate dan pada baris kesepuluh terbaca permulaan dan penutup dugaan mantra. Bahasa yang digunakan adalah Sansekerta. Prasasti ini tidak berangka tahun. Berdasarkan paleografisnya, prasasti Batu Bedil berasal dari akhir abad ke-9 atau awal abad ke-10 (Soekmono, 1985).
Selain temuan prasasti, pada kompleks Prasasti Batu Bedil juga terdapat beberapa batu-batu tegak dan batu altar. Sedangkan pada Desa Batu Bedil Hilir yang berjarak 2 km ke arah barat dari lokasi komplek megalitik dan prasasti Batu bedil, terdapat lokasi situs yang oleh masyarakat sekitar dinamakan dengan situs Batu Gajah. Pada situs ini terdapat dua buah arca batu yang berbentuk seperti gajah dan kerbau.
Selain kedua arca tersebut, pada lahan situs ini juga terdapat 13 buah batu tegak. Arca Batu Gajah merupakan sebuah batu monolit yang berukuran tinggi 94 cm, lebar 201 cm dan tebal 164 cm, arca Batu Gajah ini berbahan tufa. Sedangkan arca Batu Kerbau berada di sebelah barat Batu Gajah. Batu Kerbau berukuran tinggi 100 cm, lebar 140 cm, dan tebal 135 cm, arca Batu Kerbau ini juga berbahan tufa.
Meskipun situs megalitik Batu Bedil tersebar pada tiga lokasi, namun sebenarnya masih banyak peninggalan lainnya yang masih berada dalam lahan perkebunan penduduk sekitar yang memang perlu dilakukan riset yang mendalam serta dana yang tidak sedikit untuk mengekplorasinya suatu hari kelak nanti. Dengan berseraknya peninggalan-peninggalan purbakala di sekitar situs megalitik Batu Bedil, bisa jadi sebenarnya jejak peradaban Lampung ratusan tahun lalu nyata ada di situ meskipun masih menjadi misteri.
Bagi Anda yang ingin mengunjungi situs megalitik Batu Bedil, lokasinya tidak lah susah untuk dikunjungi baik dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat yang bisa ditempuh dalam waktu kurang lebih dua jam dari Kota Bandar Lampung.
Jika memasuki wilayah Kecamatan Pulau Panggung, Tanggamus dan mendekati lokasi situs, kepenatan kita seolah terbayarkan lunas di mana jalan aspalnya yang relatif mulus dengan dikelilingi pemandangan perkebunan kopi dan rumah penduduk di kanan dan kiri jalan melalui lereng-lereng yang curam dengan keindahan alam yang menakjubkan. Sampai di lokasi situs megalitik, kita bisa melihat hasil budaya para penduduk Lampung tempo dulu yang adi luhung dan tidak di semua tempat bisa ditemukan kebudayaan megalitik meskipun harus diakui fasilitas wisata yang masih minim dan perlu dilengkapi.
Perhatian pemerintah pusat dan juga daerah terhadap situs megalitik Batu Bedil merupakan langkah konkrit untuk menyelamatkan, melindungi dan memelihara benda-benda peninggalan purbakala. Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Serang selaku unit pemangku kepentingan cagar budaya di lingkup Kemendikbud telah memperluas lahan situs Batu Bedil dengan membebaskan lahan di sekitar lokasi situs yang akan dibangun sarana prasarana penunjang lokasi wisata dan penelitian sejarah purbakala sehingga situs megalitik Batu Bedil Tanggamus, Lampung pada saatnya dapat menjadi salah satu alternatif tujuan wisata yang lengkap dan sekaligus tempat riset jejak peradaban penduduk Lampung tempo dulu

Agenda Ekonomi Syariah dan AM IMF-WB 2018

Dimuat di Kanigoro.com 29 Agustus 2018 Annual Meeting International Monetary Fund-World Bank (AM IMF-WB) akan digelar di Nusa Dua Bali t...