https://travel.detik.com/dtravelers_stories/u-4090308/beginilah-jejak-peradaban-kuno-di-lampung
Dimuat 12 September 2018
Lampung punya pantai cantik di sepanjang pesisir Lampung. Selain itu ada
situs megalitik Batu Bedil di Tanggamus yang bisa menjadi alternatif
karena memiliki jejak sejarah penduduknya ratusan tahun lalu.
Jejak
peradaban masa lampau terasa lekat dengan banyaknya peninggalan baik
batu megalitk baik besar maupun kecil tersebar di sekitar situs
megalitik Batu Bedil. Tujuan kita berwisata selain untuk refreshing juga
bisa untuk menambah pengetahuan atau kebudayaan baru dari setiap tempat
yang kita kunjungi.
Situs Megalitik itu sendiri sebenarnya
tersebar pada tiga lokasi yang terpisah di antara Desa Gunung Meraksa
dan Desa Batu Bedil Hilir, Pulau Panggung, Tanggamus meskipun dengan
jarak yang tidak terlalu berjauhan. Pada situs Batu Bedil di Desa Gunung
Meraksa terdapat sebuah menhir berukuran besar dan tinggi yang memiliki
ukuran lebar 109 cm dan tinggi 220 cm. Ditemukan juga batu-batu tegak,
lumpang batu, altar batu atau dolmen, dan batu bergores.
Masyarakat
setempat menamakan komplek tersebut sebagai Batu Bedil mengingat
dahulunya sering terdengar bunyi letusan seperti senapan (bedil). Tidak
jauh dari komplek megalitik Batu Bedil, 100 meter di sebelah barat,
terdapat sebuah kompleks Prasasti Batu Bedil. Prasasti dituliskan pada
sebongkah batu berukuran tinggi 157 cm dan lebar 72 cm.
Prasasti
terdiri 10 baris dengan tinggi huruf sekitar 5 cm. Kondisi huruf sudah
aus (tak terlihat) namun beberapa bagian masih terbaca. Pada baris
pertama terbaca Namo Bhagawate dan pada baris kesepuluh terbaca
permulaan dan penutup dugaan mantra. Bahasa yang digunakan adalah
Sansekerta. Prasasti ini tidak berangka tahun. Berdasarkan
paleografisnya, prasasti Batu Bedil berasal dari akhir abad ke-9 atau
awal abad ke-10 (Soekmono, 1985).
Selain temuan prasasti, pada
kompleks Prasasti Batu Bedil juga terdapat beberapa batu-batu tegak dan
batu altar. Sedangkan pada Desa Batu Bedil Hilir yang berjarak 2 km ke
arah barat dari lokasi komplek megalitik dan prasasti Batu bedil,
terdapat lokasi situs yang oleh masyarakat sekitar dinamakan dengan
situs Batu Gajah. Pada situs ini terdapat dua buah arca batu yang
berbentuk seperti gajah dan kerbau.
Selain kedua arca tersebut,
pada lahan situs ini juga terdapat 13 buah batu tegak. Arca Batu Gajah
merupakan sebuah batu monolit yang berukuran tinggi 94 cm, lebar 201 cm
dan tebal 164 cm, arca Batu Gajah ini berbahan tufa. Sedangkan arca Batu
Kerbau berada di sebelah barat Batu Gajah. Batu Kerbau berukuran tinggi
100 cm, lebar 140 cm, dan tebal 135 cm, arca Batu Kerbau ini juga
berbahan tufa.
Meskipun situs megalitik Batu Bedil tersebar pada
tiga lokasi, namun sebenarnya masih banyak peninggalan lainnya yang
masih berada dalam lahan perkebunan penduduk sekitar yang memang perlu
dilakukan riset yang mendalam serta dana yang tidak sedikit untuk
mengekplorasinya suatu hari kelak nanti. Dengan berseraknya
peninggalan-peninggalan purbakala di sekitar situs megalitik Batu Bedil,
bisa jadi sebenarnya jejak peradaban Lampung ratusan tahun lalu nyata
ada di situ meskipun masih menjadi misteri.
Bagi Anda yang ingin
mengunjungi situs megalitik Batu Bedil, lokasinya tidak lah susah untuk
dikunjungi baik dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat
yang bisa ditempuh dalam waktu kurang lebih dua jam dari Kota Bandar
Lampung.
Jika memasuki wilayah Kecamatan Pulau Panggung, Tanggamus
dan mendekati lokasi situs, kepenatan kita seolah terbayarkan lunas di
mana jalan aspalnya yang relatif mulus dengan dikelilingi pemandangan
perkebunan kopi dan rumah penduduk di kanan dan kiri jalan melalui
lereng-lereng yang curam dengan keindahan alam yang menakjubkan. Sampai
di lokasi situs megalitik, kita bisa melihat hasil budaya para penduduk
Lampung tempo dulu yang adi luhung dan tidak di semua tempat bisa
ditemukan kebudayaan megalitik meskipun harus diakui fasilitas wisata
yang masih minim dan perlu dilengkapi.
Perhatian pemerintah pusat
dan juga daerah terhadap situs megalitik Batu Bedil merupakan langkah
konkrit untuk menyelamatkan, melindungi dan memelihara benda-benda
peninggalan purbakala. Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Serang
selaku unit pemangku kepentingan cagar budaya di lingkup Kemendikbud
telah memperluas lahan situs Batu Bedil dengan membebaskan lahan di
sekitar lokasi situs yang akan dibangun sarana prasarana penunjang
lokasi wisata dan penelitian sejarah purbakala sehingga situs megalitik
Batu Bedil Tanggamus, Lampung pada saatnya dapat menjadi salah satu
alternatif tujuan wisata yang lengkap dan sekaligus tempat riset jejak
peradaban penduduk Lampung tempo dulu
pada tapak-tapak kaki yang merangkak berjalan, pada mimpi-mimpi indah yang menjauh di angan, pada rasa-rasa yang makin membeku, dan pada ketegaran jiwa yang makin mengerucut.....
Agenda Ekonomi Syariah dan AM IMF-WB 2018
Dimuat di Kanigoro.com 29 Agustus 2018 Annual Meeting International Monetary Fund-World Bank (AM IMF-WB) akan digelar di Nusa Dua Bali t...
-
I. PENGERTIAN PEMIMPIN / MANAJER Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya jika ada pemi...
-
I can’t stay now, I’m just wait now My hand they grow so impatient Many things I’ve got to do now for the first ray of the morning Though s...
-
Tidak menjadi penting lagi sebuah alasan ketika sebuah keputusan untuk berperang sudah dilakukan Tak perduli kebohongan atau kebenaran yang...